Burung kenari yang sedang ditangkarkan, terkadang melakukan tindakan yang tidak biasa. Tindakan tersebut terkadang menyakiti bahkan berbahaya bagi kelangsungan ternak kenari. Kenari yang menunjukkan perilaku tersebut belum tentu akibat kesalahannya sendiri. Namun mungkin diakibatkan karena penangkar kurang peka terhadap kondisi dan situasi yang dialami kenari miliknya. Salah satu perilaku tersebut yaitu mencabut bulu anaknya sendiri.
Burung kenari secara natural mengikuti insting alaminya. Bila burung kenari indukan sudah akan bertelur burung induk kenari akan mengumpulkan berbagai jenis bahan untuk sarang. Bila tidak ada bahan sarang yang seharusnya, induk kenari akan memungut benda apa saja yang menurutnya dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat sarang.
Burung kenari yang telah pernah bertelur, berhasil menetas ataupun tidak akan memulai ritual mengumpulkan bahan sarang kembali pada waktu sekitar 18 hari usia anakan. Jadi bila induk kenari sedang merawat anaknya maka usia anakan yaitu 3 minggu (18 hari). Induk akan mulai membangun sarang kembali yang akan digunakan sebagai tempat bertelur tahap berikutnya.
Pada saat usia tersebut, anakan kenari biasanya sudah mulai belajar makan dan belajar terbang. Pada saat itu sedikit banyak akan ada bulu yang terlepas milik anakan kenari. Induk kenari yang mengumpulkan bahan sarang seringkali juga mengambil bulu yang jatuh di dasar sangkar. Pada saat tesebut sebaiknya penangkar harus waspada dengan keadaan yang demikian, sebab bukan tidak mungkin bila bahan didasar sangkar sudah habis, maka induk kenari dapat mencabut bulu kenari anakan yang telah dibesarkannya sendiri untuk bahan sarang. Sedangkan, bahan sarang yang baik untuk ternak kenari lebih jelas diulas di bahan sarang burung kenari.
Untuk mengatasi keadaan tersebut, penangkar kenari sebaiknya segera memberikan bahan sarang ketika induk mulai menunjukkan tanda-tanda birahi saat memasuki masa perkawinan. Selain itu perlu diperhatikan juga pada bahan sarang lama sebaiknya dibersihkan dan sebaiknya dibuang ataupun bila tidak harus dilakukan pembasmian hama dengan menggunakan antiseptik. Bila tidak dilakukan proses pembersihan dan pensterilan, dapat menimbulkan potensi bahaya yaitu munculnya predator seperti contohnya kutu. Baca bahaya predator pada burung di binatang pengganggu burung. Setelah proses pembasmian hama dilakukan maka dapat diberikan bahan sarang yang baru untuk digunakan membangun sarang yang baru sebagai tempat bertelur.
Posting Komentar